Manguak sebuah misteri yang terdapat di Telaga Sarangan Jawa Timur, salah satu kebiasaan Nusantara yang masih banyak di lakukan oleh masyarakat indonesia terutama di kalangan masyarakat Magetan sendiri biasa melakukan sesaji di Telaga Sarangan. Tahuka anda munculnya rutinitas satu ini tidak terlepas dari legenda Sarangan, menurut masyarakat sekitar adat ini sudha ada sejak lama penduduk setempat menjalankan kebiasaan ini dengan cara turun temurun dari jaman dulu sampai sekarang.
Etika Labu Sesaji ini di lakukan di setiap bulan Ruwah ( Jawa), hari Jumát Pon bersama dengan prosesi mutlak larung tumpeng (sesaji) ke Telaga Sarangan, Kegiatan ini mampu menyedot perhatian para pengunjung bahkan saat acara sesaji ini banyak di hadiri oleh para wisatawan yang penasaran dengan tradisi ini.
Menurut Mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, Upacara Labuhan Sesaji ini dilakukan untuk penunggu Telaga agar ia tidak Geram, karena pendudduk meyakini jika tidak di beri sesaji maka bencana alam akan datang, khususnya di daerah Sarangan itu sendiri. Diketahui bahwa Penunggu Telaga Sarangan itu adalah Kyai Pasir dan Nyi Pasir, konon kedua orang ini yaitu Muksa yang berahli jadi Naga yang amat besar dan menciptakan Telaga Sarangan sampai akhirnya terbentuk seperti sekarang ini.
Pada suatu hari, setelah selesai mencangkul di ladang , Kyai Jalilung menunggu Istrinya untuk mengantarkan makanan , Namun setelah lama menunggu Nyai Jalilung tak kunjung datang, akhirnya Kyai Jalilung memutuskan untuk mencari makan sendiri dan ia pun berjalan dekat apncuran air di sanalah ia menemukan sebutir telur.
Kyai Jalilung akhirnya mengambil telur tersebut dan segera membakar telurnya dan dengan segera ia memakan telur itu. Kyai merasakan kenyang yang teramat sangat padahal baru menghabiskan setengah dari telur yang ia temukan tadi, setelah memakan telur tersebut baru lah Nyai Jalilung datanf dengan membawa makanan, dan Kyai pun bercerita tentang telur yang di temuinya di dekan pancuran air tesebut. dan ia bercerita bahwa ia sudah kenyang memakan telur tersebut npadahal hanya sebagian saja yang sudha ia makan. Karena rasa penasarannya Nyai akhirnya ikut serta makan telur yang tadinya masih setengah.
Sesudah keduanya memakan telur tersebut, Tubuh keduanya menjadi panas, karena merasa tidak tahan dengan panasnya akhirnya keduanya menceburkan diri ke dalam pancuran air yang berada dekat persawahan. Dengan seketika mereka berdua berubah menjadi seekor Ular Naga yang sangat besar. Karena sangat besarnya rupa mereka mereka menciptakan pancuran air yang mungil menjadi sebuah Telaga yang besar seperti sekarang ini, dan pada akhirnya Telaga ini di namakan Telaga Sarangan.
Begitulah sedikit cerita rakyat yang melegenda menyangkut misteri Telaga Sarangan, sekian artike ddari saya semoga artikel ini bermanfaat. Terimakasih sudah membaca.
Menurut Mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, Upacara Labuhan Sesaji ini dilakukan untuk penunggu Telaga agar ia tidak Geram, karena pendudduk meyakini jika tidak di beri sesaji maka bencana alam akan datang, khususnya di daerah Sarangan itu sendiri. Diketahui bahwa Penunggu Telaga Sarangan itu adalah Kyai Pasir dan Nyi Pasir, konon kedua orang ini yaitu Muksa yang berahli jadi Naga yang amat besar dan menciptakan Telaga Sarangan sampai akhirnya terbentuk seperti sekarang ini.
Asal Usul Misteri Penunggu Telaga Sarangan
Pada jaman dahulu terdapat sebuah desa di lereng gunung Lawu, di sana terdapat sepasang suami-istri keduanya bernama Kyai Jalilung ( suami dan Nyai Jalilung ( Istri ), mereka bekerja sebagai petani di desa tersebut.Nyai Jaililung ini setiap harinya mengatarkan makanan ke sawah di tempat suaminya bekerja.Pada suatu hari, setelah selesai mencangkul di ladang , Kyai Jalilung menunggu Istrinya untuk mengantarkan makanan , Namun setelah lama menunggu Nyai Jalilung tak kunjung datang, akhirnya Kyai Jalilung memutuskan untuk mencari makan sendiri dan ia pun berjalan dekat apncuran air di sanalah ia menemukan sebutir telur.
Kyai Jalilung akhirnya mengambil telur tersebut dan segera membakar telurnya dan dengan segera ia memakan telur itu. Kyai merasakan kenyang yang teramat sangat padahal baru menghabiskan setengah dari telur yang ia temukan tadi, setelah memakan telur tersebut baru lah Nyai Jalilung datanf dengan membawa makanan, dan Kyai pun bercerita tentang telur yang di temuinya di dekan pancuran air tesebut. dan ia bercerita bahwa ia sudah kenyang memakan telur tersebut npadahal hanya sebagian saja yang sudha ia makan. Karena rasa penasarannya Nyai akhirnya ikut serta makan telur yang tadinya masih setengah.
Sesudah keduanya memakan telur tersebut, Tubuh keduanya menjadi panas, karena merasa tidak tahan dengan panasnya akhirnya keduanya menceburkan diri ke dalam pancuran air yang berada dekat persawahan. Dengan seketika mereka berdua berubah menjadi seekor Ular Naga yang sangat besar. Karena sangat besarnya rupa mereka mereka menciptakan pancuran air yang mungil menjadi sebuah Telaga yang besar seperti sekarang ini, dan pada akhirnya Telaga ini di namakan Telaga Sarangan.
Begitulah sedikit cerita rakyat yang melegenda menyangkut misteri Telaga Sarangan, sekian artike ddari saya semoga artikel ini bermanfaat. Terimakasih sudah membaca.
Komentar
Posting Komentar